Tuesday 26 April 2016

Makalah Evolusi Mutu

BAB I
PENDAHULUAN
     A.   Latar belakang
Pada awal era produksi, dimana permintaan lebih besar daripada pasokan, mutu belum menjadi elemen penting bagi perusahaan. Perusahaan masih fokus pada produksi. Pada era tersebut pelanggang juga tidak terlalu kritis karena tidak punya banyak pilihan. Namun seiring dengan berjalannya waktu, dimana proses produksi menjadi semakin cepat ditambah munculnya perusahaan pesaing mengakibatkan terjadi kelonjakan pasokan, mutu mulai dirasakan sebagai elemen penting untuk mempertahankan pelanggan. pada era tersebut, perusahaan mulai menerapkan sistem pengecekan (Quality Control) untuk memastikan mutu produk sudah memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Pada saat awal diterapkan sistem pengecekan, muncul masalah baru berupa reject produk yang tinggi. Untuk mengatasi ,asalah ini, perusahaan kemudian menaikkan harga jual produk. Itulah sebabnya muncul paradigma baru bahwa untuk mencapai kualitas yang baik diperlukan biaya yang tinggi.
Seiiring dengan perkembangan teknelogi mutu, orang mulai memikirkan cara untuk menurunkan angka reject produk. Oleh karena itulah muncul anilisa masalah dan melakukan perbaikan sehingga angka reject produk bisa ditekan.

      B.   rumusan masalah
→ apa itu mutu?
→ evolusi itu bagaimana?

      C.   tujuan
tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
→ mahasiswa dapat mengetahui apa itu mutu
→ mahasiswa dapat mengetahui tentang evolusi mutu



BAB II
PEMBAHASAN
A.  Mutu
Mutu adalah kecocokan penggunaan produk (fitness for use) untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Bila suatu produk tidak memiliki mutu maka produk tersebut tidak akan memberi kepuasan kepada pelanggan.
B.   Evolusi mutu (Quality Evolution)
evolusi mutu
Mutu mulai dikenal sejak 4000 tahun yg lalu ketika bangsa Mesir kuno mengukur dimensi batu2an untuk membangun pyramid. Namun pada era globalisasi moderen sekarang ini, mutu atau kualitas bukan lagi pilihan tetapi sudah menjadi keharusan. Anda mungkin pernah melihat iklan atau billboard di kota anda yang mengatakan bahwa mereka lebih baik, lebih cepat, lebih aman, dsb. Mereka mencoba memposisikan diri seolah lebih unggul dari yang lainnya, lebih menguntungkan dari pesaing mereka.. Sekarang sudah saatnya bahwa kualitas tidak lagi semata berbicara tentang produk atau jasa, tetapi lebih dari itu. Mutu sudah memainkan peranan penting dalam pemasaran dan pemerakan (branding). Ingat baik-baik, bahwa suatu perusahaan hanya dapat menghasilkan keuntungan apabila mempunyai pasar sasaran (target market) degan pangasa pasar yang menguntungkan. Jika marketing dan branding merupakan kata kuncinya, maka mutu adalah merupakan komponen paling penting yang menyokongnya.

1.    Zaman Dulu – Biarkan konsumen yang teliti
Pada masa ini, dan kemungkinan pada awal revolusi industri, jumlah produser jauh lebih sedikit disbanding dengan permintaan pasar. Dengan begitu, produser mengatakan “biarkan konsumen yang teliti”. Produser tinggal memasok produk mereka ke pasar tanpa terlalu peduli dengan kualitas, dan pada saat itu mereka dapat membuat keuntungan yang besar.

2.     Zaman Inspeksi – Memisahkan yang jelek dari yang baik
 Karena untung besar yang menjanjikan, bisnis menarik lebih banyak orang atau pelaku bisnis untuk melakukan hal yang sama. Kompetisi menjadi lebih meningkat dan sengit. Pasokan meningkat dan konsumen mempunyai lebih banyak pilihan. Para pemasok mulai melakukan inspeksi untuk memisahkan produk yang rusak dari yang bagus. Hal ini khususnya lebih diterapkan untuk barang jadi. Selama masa ini, penyaringan dilakukan terhadap barang jadi, dan yang rusak diperbaiki jika memungkinkan. Penyebab kerusakan diidentifikasi dan tindakan koreksi untuk tidak mengulangi kesalahan serupa dilakukan. Biaya penyaringan dan perbaikan ditambahkan kepada biaya produksi, sehingga mengakibatkan berkurangnya keuntungan. Perbaikan mutu bersigat reaktif, bukan proaktif, tetapi didasarkan pada kerusakan atau masalah yang sudah ditemukan.
3.     Zaman Quality Control–Mengendalikan mutu sepanjang proses produksi
Pada perkembangan ini, mutu dikendalikan pada setiap proses produksi. Pendekatan proses mulai diberlakukan tetapi masih lebih terfokus kepada produk, bukan proses. Variasi dikenali sebagai musuh dari mutu. Untuk itu, statistik dan lembaran kendali (control sheet) dikembangkan untuk memantau variasi. Manual mutu dan rencana mutu yang mendasar mulai dikembangkan dan “self-check” ciberlakukan untuk setiap pemilik proses (process owner).
4.     Zaman Quality Assurance – Menjamin mutu yang memenuhi standar
Masa ini merupakan era standarisasi. Selain pengendalian yang disebutkan pada ”zaman Quality Control”, system audit dan persetujuan pihak ketigapun ditetapkan. Manual mutu lebih dikembangkan lagi untuk memenuhi persyaratan standar dengan rencana mutu yang rinci. Proses Terkendali secara Statistik (Statistical Process Control) mulai dilaksanakan. Standarisasi mutu semakin dikembangkan. ISO9000 (IS0 9001, 9002, 9003 versi 1987 & 1994) merupakan salah satu yang paling dikenal oleh dunia internasional. System ini berkembang dari tahun 1980-an hingga 1990-an.
5.     Zaman Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management-TQM) – Mutu melalui pengelolaan dan keterlibatan semua pihak
Masa ini masih terus berkembang hingga saat ini dan “continuous improvement” merupakan tema utamanya. Dengan pemahaman bahwa persyaratan konsumen merupakan sasaran yang selalu bergerak, sejalan dengan bertambahnya pengalaman dan pengetahuan konsumen, mutu perlu dikembangkan sepanjang waktu. Pengalaman dan pengetahuan konsumen secara bersamaan akan membentuk persepsi konsumen tertentu, yang disebut dengan “customer mindset”. “Customer mindset” juga akan dipengaruhi oleh pendidikan, tindakan pesaing, pengalaman sebelumnya, dll. Akibatnya, harapan konsumen juga akan berubah sepanjang waktu. Untuk merespon hal ini, produser juga harus berubah atau lebih tepat lagi “menaikkan” mutunya. 
Dan proses ini tidak akan pernah berakhir sepanjang otak manusia masih bisa belajar. Untuk mencapai pengembangan secara terus-menerus, setiap proses dari pemasuk hingga pelanggan harus dilibatkan. Aspek-aspek non-produksi seperti marketing, finance & sumber daya manusia harus dikelola secara simultan. Mutu merupakan hasil kolektif dari semua proses yang berlangsung secara interaktif. Model-model manajemen mutu dan standar mutu telah dikembangkan dengan pendekatan Total Quality Management (TQM). MBNQA (Malcom Baldridge National Quality Award) di Amerika dan “Excellence Model” EFQM (European Foundation for Quality Management) di Eropah merupakan contoh terbaik dari upaya-upaya TQM. Semantara itu, “six-sigma quality” telah dirintis dan dikembangkan oleh Motorola. Filosofinya adalah “Good quality is resulted from good management”.








BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN:
Mutu adalah kecocokan penggunaan produk (fitness for use) untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Bila suatu produk tidak memiliki mutu maka produk tersebut tidak akan memberi kepuasan kepada pelanggan. Mutu mulai dikenal sejak 4000 tahun yg lalu ketika bangsa Mesir kuno mengukur dimensi batu2an untuk membangun pyramid. Namun pada era globalisasi moderen sekarang ini, mutu atau kualitas bukan lagi pilihan tetapi sudah menjadi keharusan.
 
SARAN:
jika kita ingi membuat suatu produk kita harus menjaga mutu dari produk yang kita buat tersebut agar pelanggang puas dan selalu memakai produk kita.
Dan kami menerima semua masukan atau kritik dari kawan-kawan sekalian untuk memperlengkap makalah kami ini