Wednesday 4 May 2016

dial indikatorr



BAB I
PENDAHULUAN
 A.    Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu berhadapan dengan benda hidup dan benda mati. Suatu saat kita kadang-kadang harus mengkomunikasikan sesuatu obyek, baik obyek hidup (bergerak) maupun obyek mati (diam) kepada orang lain. Seandainya informasi tentang obyek yang kita komunikasikan itu kurang lengkap maka orang yang menerima informasi sangat dimungkinkan untuk bertanya lebih jauh lagi.Misalnya kita mengkomunikasikan besar dan beratnya sebuah batu, cepatnya lari seseorang, jauhnya perjalanan, panasnya suatu benda dan sebagainya. Orang yang menerima informasi tentu akan bertanya lebih jauh lagi tentang seberapa beratnya batu tersebut, berapa kecepatan lari orang tersebut, seberapa jauh perjalanan yang ditempuh, seberapa tinggi panas benda tersebut, dan sebagainya.

Pertanyaan ini sangat dimungkinkan timbul apabila obyek yang dikomunikasikan tidak dilengkapi dengan obyek pelengkap.Obyek pelengkap ini biasanya dinyatakan dalam bentuk ukuran dan satuan sehingga obyek yang diinformasikan mempunyai arti lebih luas. Misalnya, batu tersebut beratnya satu ton, kecepatan larinya sekitar 1 kilometer per jam, jalan yang sudah ditempuh sekitar 2 kilometer, panas badannya sekitar 40 derajat Celcius, dan sebagainya. Dengan demikian peranan obyek pelengkap sebagai penambah keterangan dari obyek yang diinformasikan memang sangat penting.
Ilmu pengukuran tersbut akan dibahas dalam mata kuliah metrologi industri. Metrologi industri adalah ilmu untuk melakukan pengukuran karakteristik geometris dari suatu produk atau komponen dengan mesin dengan alat dan cara yang tepat sedemikian rupa sehingga hasil pengukuran di anggap sebagai yang paling dekat dengan geometri sesungguhnya komponen mesin yang bersangkutan.
   B.     Tujuan
Mata kuliah metrologi indusrti ini bertujuan untuk meperdalam dan memantapkan pengetahuan kami tentang pengukuran, khususnya yang membahas tentang:
-          Dial Indikator dan pembacaannya dengan ketelitian 1/1000 mm dan kapasitas 10 mm







BAB II
PEMBAHASAN
Dial Indikator
Dial indikator adalah salah satu alat ukur yand dapat mengugur kerataan benda kerja yang ketelitiannya 0,01mm.
Bagian bagian dial indikator :

  1. Rumah indikator berbentuk silindir yang tebal
  2. Spindle
  3. Jarum penunjuk seperangkat roda gigi
  4. Cincin luar pelat dudukan baja
  5. Ujung keras yang dapat dilepas
 dial indikator 


Fungsi dial indikator :
  • Memeriksa kerataan dari permukaan benda
  • Memeriksa penyimpangan yang kecil pada bidang datar, benda bulat, benda permukaan lengkung
  • Memeriksa penyimpangan eksentris
  • Memeriksa kesejajaran permukaan benda
  • Menyetel kesentrisan benda pada pencekam mesin bubut






CARA MENGUKUR DENGAN MENGGUNAKAN DIAL INDIKATOR
  1. Masukkan tangkai dial indicator pada lubang pengunci yang ada pada tiang dial indicator, kemudian kencangkan baut pengencangnya.
  2. Masukkan bagian dial indikator yang terdapat skala dan jarum pad a tangkai dial indikator kemudian kencangkan.
  3. Baca gambar kerja kemudian Bersihkan benda kerja dari kotoran Kemudian lakukan pengukuran , yang pertama hidupkan aliran magnet pada dial indikator tersebut dengan memindahkan tombol yag ada pada bagian bawah ke posisi on.
  4. Posisikan jarum dial indikator tepat dia atas permukaan benda kerja sampai menyentuh atau terjadi gesekan antara jarum dengan benda kerja.
  5. Kemudian benda kerja digeserkan ke kanan atau ke kiri apabila jarum pada dial indikator itu berputar searah jarum jam maka benda kerja tersebut permukaanya cembung atau menonjol ke atas, sedangkan apabila jarum pada dial indikator berputar berlawanan dengan arah jarum jam maka benda tersebut cekung.
Dail indikator digunakan untuk mengukur atau memeriksa kerataan, kesejajaran, kebundaran, kehalusan, kebengkokan, kelurusan dan ketirusan dari suatu benda kerja. Dail indikator dapat melakukan pengukuran dengan ketelitian hingga 0,0005 mm.
Metode dial indikator adalah metode yang paling banyak di lakukan, karena ketelitian cukup dapat dipertanggung-jawabkan, terutama jika dilakukan dengan professional. Dan harga alat relativ murah.

cara lain yang dapat dilakukan untuk mengetahui suatu kerataan benda kerja :
1. penggaris/mistar, lehih murah, mudah tapi sangat kasar.
2. optical, laser, lebih akurat, mudah tapi peralatan mahal,
Keuntungan metode Dial:
1. Metode ini cukup akurat.
2. Cukup efisien untuk poros berdiameter besar maupun kecil
3. Dengan menggambar atau mudah melihat posisi kedua poros
4. Dapat dilakukan untuk kedua poros yang dapat diputar ataupun hanya satu
5. Alat cukup murah dibanding alat lacer atau alat lain,
6. Mudah di gambar, dibuat perhitungan-perhitungan, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan
lebih cepat .
7. Cukup sesuai untuk mesin-mesin besar, putaran tinggi,
Kerugian2 :
1. Mengerjakanya harus sangat teliti / hati2, pemasangan dial harus kokoh, sehingga dapat
dihindari salah baca / salah penunjukan.
2. Toleransi, run-out, sag harus diketahui atau di chek dulu.
3. Jika permukaan kopling tidak rata atau run-out nya besar, maka penunjukan dial indicator
menjadi tidak sebenarnya, sehingga selanjutnya perhitungan-perhitungan menjadi salah.
4. Aksial clearence sangat mempengaruhi kesalahan.
Komponenen-komponen dial indikator
1. Plunjer
2. Sekrup pengkalibrasi
3. Skala utama
4. Skala nonius
5. Poros penyangga
6. Sambungan
7. Sekrup penyetel posisi plunjer
8. Dudukan magnet
9. Saklar magnet




Contoh
Setelah benda kerja diputar-putar pada skala nonius menunjukkan angka 0.12 mm dan skala utama nol (0) maka kelengkungan poros tersebut adalah 0,12 mm.
 
 Cara Membaca Skala dan Hasil :
Untuk dial gauge metric (mm), skala utama ditunjukan dengan jarum panjang (long hand), satu putaran jarum panjang (dari nol ke nol = 100 strip) menandakan skala 1 mm, dan akan ditunjukan dengan pergerakan jarum pendek (short hand) sejauh 1 strip yang berarti probe spidle bergerak sejauh 1 mm. Satu putaran jarum pendek (short hand) dari nol ke nol sebanyak 10 strip atau sama dengan 10 x 1 mm = 10 mm atau 1 cm. Sehingga tingkat akurasi (1 strip jarum panjang) dial gauge metric adalah 1 mm dibagi 100 strip sama dengan 0,01 mm.
 Untuk dial gauge English (inch), skala utama ditunjukan dengan jarum panjang (long hand), satu putaran jarum panjang (dari nol ke nol = 100 strip) menandakan skala 0,1 inch, dan akan ditunjukan dengan pergerakan jarum pendek (short hand) sejauh 1 strip yang berarti probe spindle bergerak sejauh 0,1 inch. Satu putaran jarum pendek (short hand) dari nol ke nol sebanyak 10 strip atau sama dengan 10 x 0,1 inch = 1 inch. Sehingga tingkat akurasi (1 strip jarum panjang) dari dial gauge English (inch) adalah 0,1 inch dibagi 100 strip sama dengan 0,001 inch.
 Bagian-bagian :
  • Jarum Panjang :
Jarum panjang ini akan langsung bergerak jika bagian bidang sentuh tertekan oleh benda kerja. Nilai pergerakan dari jarum panjang tersebut tergantung pada hasil kali antara skala dengan angka yang di tunjuk jarum panjang dial gauge tersebut. contohnya : dial gauge skala 0,01 mm, apabila jarum panjang menunjuk angka 10 berarti 0,01 x 10 = 0,1 mm.
  • Jarum Pendek :
Jarum pendek akan bergerak satu step/ruas, jika jarum panjang berputar dari angka nol sampai angka nol lagi (satu putaran). contohnya : nilai pergerakan satu ruas dari jarum pendek adalah 0,01 mm x 100 = 1 mm (ini jika nilai skala 0,01 mm).
Jadi, jika jarum pendek berputar sampai satu putaran berarti 1 x 10 = 10 mm.
  • Batas Toleransi :
Batas toleransi pada alat ini terdapat dua batas toleransi dan dapat digeser kekiri dan kekanan sesuai dengan yang kita inginkan untuk melihat batas pergerakan jarum panjang kekiri atau kekanan, ketika proses pengukuran benda kerja.
  • Bidang sentuh benda kerja :
Bagian ini akan bergerak naik atau turun jika bersentuhan dengan permukaan benda kerja saat benda kerja bergerak terhadap bidang sentuh tersebut. Jarum panjang akan bergerak kearah kanan jika bidang sentuh bergerak kearah atas. Jarum panjang akan bergerak kekiri jika bidang sentuh bergerak ke bawah.




















BAB III
PENUTUP
 A. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan setelah melakukan praktikum dilabor yakni dapat memahami dan menerapkan langsung tentang pengukuran pada benda dengan berbagai alat ukur, serta dapat memahami membuat laporan praktikum dan mampu menerapkan semua hasil materi kuliah untuk pembelajaran dilapangan.
B. Saran 
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan masukan dari semua pihak untuk perbaikan laporan ini  dimasa yang akan datang.