Friday 29 April 2016

makalah membaca sains dan matematika

membaca sains dan metematika





KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas selesainya makalah yang berjudul “Membaca Sains dan Matematika”. Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada

1.      Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, Rektor Universitas Negeri Medan
2.      Dr. Isda Pramuniati, M.Hum, Dekan FBS
3.      Drs. Syamsul Arif, M.Pd, ketua jurusan bahasa Indonesia
4.      S. Fahmy Dalimunthe, S.sos, M.I.kom, sekretaris jurusan bahasa indonesia
5.      Fitriani Lubis, S.Pd, M.Pd, kepala prodi jurusan bahasa indonesia
6.      Dr. Wisman Hadi, M.Hum, kepala prodi sastra bahasa indonesia
7.      Drs. Malan Lubis, M. Hum, dosen mata kuliah membaca lanjut, yang banyak memberikan bimbingan, saran dan  ide.
8.      Orangtua yang turut memberikan masukan serta arahan kepada penulis, dan
9.      Teman-teman yang ikut serta membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membagun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini. Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai, Amin.

                                                                                    Medan , 11 Maret 2016                                                                                                                      Penyusun
                                                                                                                                   

                                                                                             (  Kelompok 3 )

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................ i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I.................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN.............................................................................................................. 1
A.    Latar Belakang.................................................................................................. 1
B.     Tujuan................................................................................................................ 1
C.     Rumusan Masalah.............................................................................................. 1
BAB II................................................................................................................................ 2
PEMBAHASAN................................................................................................................. 2
A.    Pengertian Membaca Sains................................................................................ 2
B.     Pengertian Membaca Matematika..................................................................... 4
BAB III............................................................................................................................... 7
SIMPULAN DAN SARAN............................................................................................... 7
A.    SIMPULAN...................................................................................................... 7
B.     SARAN............................................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 8







Bab I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Cukup sulit memunculkan suatu pengertian sains yang dapat diterima oleh semua pihak, termasuk oleh para ahli atau orang-orang yang berkecimpung dalam bidanganya. Terkadang pengertin yang satu tidak selaras, bahkan seperti bertentangan dengan pengertian lainnya. Hal ini terjadi paling tidak diakibatkan oleh 2 hal yang paling mendasar. Pertama, karena sangat luasnya ruang lingkup kajian dan eksplorasi dalam keilmuan bidang sains, sehingga memungkinkan para sainstis dalam menggali dan mengembangkannyadapat meninjau dari berbagai sudut pandang yang relative berbeda, kedua, karena sifat sains yang dinamis, yaitu berkembang terus menerus seiring dengan berbagai usaha dan explorasi manusia dari waktu ke waktu untuk menemukan hakekatnya, sehingga berbagai perspekif baru setiap kali dapat saja ditemukan dan dikemukakan kepada masyarakat.
Saat menjalani kehidupan sehari-hari dengan menjelajah dan menemukan benda-benda disekitarnya, mahasiswa dihadapkan pada dunia matematika. Selama melakukan kegiatan harap selalu diingat bahwa pemahaman matematika dan perasaan bahwa matematika itu menyenangkan akan membantu mahasiswa mengembangkan keterampilan yang akan ia perlukan demi keberhasilan seumur hidupnya. Kegiatan dalam hal ini dimaksudkan agar menyenangkan dan menarik serta menggunakan benda-benda yang ada dirumah dan disekitar mahasiswa.
B.     Tujuan masalah

1.      Untuk mengetahui cara membaca sains dan membaca
2.      Untuk memahami cara membaca sains dan membaca

C.     Rumusan masalah
1.      Apakah membaca sains dan matematika itu?
2.      Bagaimana membaca sains dan matematika?


Bab II
PEMBAHASAN
A.        PENGERTIAN MEMBACA SAINS
Berdasar definisi-definisi yang telah disajikan, dapat disimpulkan bahwa sains dapat dipandang baik sebagai suatu proses, maupun hasil atau produk, serta sebagai sikap. Dengan kata lain sains dapat dipandang sebagai suatu kesatuan dari proses, sikap dan hasil. Apabila kesimpulan tersebut dikaitkan dengan program membaca sains yang dimaksudkan dalam makalah ini, maka sesungguhnya ruang lingkup program membaca sains yang akan dikembangkan meliputi tiga substansi mendasar tersebut, yaitu pendidikan dan pembelajaran sains berisi program yang memfasilitasi penguasaan proses sains, penguasaan produk sains serta program yang memfasilitasi pengembangan sikap-sikap sains.
Gambaran tentang batasan dari sains sebagai proses, sebagai produk dan sebagai sikap dijelaskan sebagai berikut :
Pertama, sains sebagai suatu proses adalah metode untuk memperoleh pengetahuan. Gambaran sains berhubunagan erat dengan kegiatan penelusuran gejala dan fakta-fakta alam yang dilakukan melalui kegiatan laboratorium beserta perangkatnya. Sains dipandang sebagai suatu disiplin (keilmuan) yang ketat, obyektif dan bebas nilai. Kebenaran sains akan diakui jika penelusurannya berdasar pada kegiatan pengamatan, hipotesis (dugaan) dan percobaan-percobaan yang ketat dan obyektif. Meskipun kadang berseberangan dengan nilai yang ada. Jadi sains menuntut proses yang dinamis dalam berfikir, pengamatan, eksperimen, menemukan konsep maupun merumuskan berbagai teori. Rangkaian proses yang dilakukan dalam kegiatan sains tesebut, saat ini dikenal dengan sebutan metode keilmuan atau metode ilmiah (scientific method).
Kedua, sains sebagai suatu produk terdiri atas berbagai fakta, konsep prinsip, hukum dan teori (carin dan sund 1989; sinardi, 1989). Fakta adalah suatu yang telah atau sedang terjadi yang dapat berupa keadaan, sifat atau peristiwa, sedangkan konsep adalah suatu ide yang merupakan generalisasi dari berbagai peristiwa atau pengalaman khusus, yang dinyatakan dalam istilah atau symbol tertentu yang dapat diterima. Konsep mengacu pada benda-benda (obyek), peristiwa, keadaan, sifat, kondoisi, ciri dan atribut yang melekatnya. Sedangkan teori adalah komposisi yang dihasilkan dari pengembangan sejumlah proposisi (pernyataan berarti) yang dianggap memiliki keterhubugan secra sistematis, dan kebenarannya sudah teruji secara empiric serta dianggap berlaku secara universal (hasan,1996). Secara sederhana konsep adalah batasan atau pengertian dari sesuatu, misal: jika bola dipandang sebagai suatu konsep, maka kita dapat mengemukakan tentang pengertian tentang bola adalah suatu benda yang berbentuk bulat dan biasanya digunakan dalam permainan, seperti permainan sepak bola, permainan bola basket, dan sebagainya. Sedangkan teori secara sederhana adalah pendapat yang dikemukakan sebagai keterangan mengenai suatu peristiwa (kejadian) sehingga menjadi asas atau hukum umum suatu ilmu pengetahuan, misalnya teori atom: teori yang menyatakan  bahwa materi disusun oleh partikel-partikel kecil yaitu atom; contoh lain: teori heliosentris, yaitu teori yang menyatakan bahwa bumi itu berbentuk bulat serta berputar mengelilingi sumbunya, dan beserta planet-planet lainnya beredar mengelilingi matahari.
Ketiga, sains sebagai suatu sikap, atau dikenal dengan istilah sikap keilmuan, maksudnya adalah berbagai keyakinan, opini dan nilai-nilai yang harus dipertahankan oleh seorang ilmuwan khususnya ketika mencari atau mengembangkan pengetahuan baru. Diantara sikap tersebut adalah rasa tanggung jawab yang tinggi, rasa ingin tahu, disiplin, tekun, jujur dan terbuka terhadap pendapat orang lain. Sikap dimaksud dapat diklasifikasikan kedalam dua kelompok besar; yaitu 1). Seperangkat sikap yang bila diikuti akan membantu proses pemecahan masalah dan 2). Seperangkap sikap tertentu terhadap sains sebagai suatu cara memandanng dunia serta dapat berguna bagi pengembangan karier dimasa depan (dawson, 1995; sarkim, 1998). Termasuk kedalam kelompok pertama adalah a). Kesadran akan perlunya bukti ketika mengemukakan suatu pernyataan, b). Kemauan untuk mempertimbangkan interpretasi atau pandangan lain, c). Kemauan melakukan eksperimen atau melakukan kegiatan secara berhati-hati, d). Menyadari adanya keterbatasan dalam penemuan keilmuan. Sikap-sikap yang termasuk kedalam kelompok kedua adalah, a). Rasa ingin tahu terhadap dunia fisik dan biologis serta cara kerjanya, b). Pengakuan bahwa sainsdapat membantu memecahkan masalah-masalah individual dan global, c). Memiliki rasa antusiasme untuk mengusai pengetahuan dan metode sains, d). Pengakuan pentinganya pemahaman keilmuan dalam dunia masa kini, e). Pengakuan bahwa sains merupakan aktivitas manusia f). Pemahaman hubungan antara sains dan bentuk manusia lainnya.



B. PENGERTIAN MEMBACA MATEMATIKA
Urutan logika yang paling efisien untuk sebuah subjek biasanya berbeda dari urutan psikologis terbaik untuk mempelajarinya. Sebagian besar tulisan matematika berdasarkan terlalu dekat pada urutan deduksi logika dalam sebuah subjek, dengan terlalu banyak definisi tanpa, atau sebelum, contoh yang memotivasinya, dan terlalu banyak jawaban sebelum, atau tanpa, pertanyaan.
Membaca matematika berbeda dengan membaca tulisan lainnya. Pertama, ingat kalau ada dua bagian untuk memahami sebuah teorema, memahami pernyataannya, dan memahami buktinya. Memahami pernyataan lebih penting dari memahami bukti.
Bagaimana bila anda tidak memahami pernyataannya? Bila ada sebuah simbol dalam rumus yang tidak kamu mengerti, mungkin sebuah delta kecil, teruskan dulu membaca, “dimana delta kecil adalah bla bla bla.” Dengan kata lain, baca seluruh kalimat terlebih dahulu sebelum memutuskan kalau kamu tidak mengerti.
Bila kamu masih mendapatkan masalah, lewatkan saja langsung menuju contoh. Ini mungkin bertentangan dengan apa yang kamu pahami kalau matematika bersifat terurut, dan kamu harus memahami tiap kalimat sebelum melanjutkan. Kenyataannya, walaupun tulisan matematika harus berurutan, pemahaman matematika tidak kamu (dan para matematikawan) tidak pernah memahami secara sempurna hingga pada satu titik dan tidak lagi mengerti setelahnya. Setelahnya, dimana pemahaman hanyalah parsial, adalah bagian dasar untuk motivasi dan latar belakang konseptual dari “disini dan sekarang.” Kamu mungkin sering (malah biasanya) menemukan kalau saat kamu kembali membaca apa yang dulunya samar-samar, ternyata menjadi lebih jelas karena membaca bagian sesudahnya, walaupun lanjutannya masih kabur.
Banyak mahasiswa merasa tidak nyaman kalau hanya paham setengah-setengah, seperti seorang pemanjat tebing yunior yang ingin tetap seimbang sepanjang waktu. Untuk belajar dengan efektif, kamu harus bersedia meninggalkan kepompong keseimbangan. Jadi, bila kamu tidak memahami sesuatu dengan sempurna, teruskan saja dan nanti kembali lagi.
Biasanya, sebuah contoh lebih mudah dipahami daripada pernyataan umum kamu kemudian dapat kembali dan merangkum makna pernyataan dengan bantuan contoh tersebut. Bahkan bila kamu masih bermasalah dengan pernyataan umumnya, kamu akan jauh di depan bila kamu memahami contoh. Inilah keunikan belajar matematika murni.
Baca dan siapkan kertas dan pensil di tangan, buat sendiri contohnya dan teruskan. Kadang kesulitan dalam membaca matematika adalah notasi (lambang). Seorang pianis yang harus berhenti dan berpikir apakah lagunya harus berkunci a atau f tidak akan mampu membaca orkestra. Godaan untuk menyerah saat bertemu persamaan yang panjang harus disingkirkan. Kamu harus mengambil jeda untuk memahami “nada”.
Belajarlah simbol-simbol yunani, bukan hanya yang biasa saja seperti alpha, beta, dan pi, namun yang lebih kabur seperti psi, xi, tau dan omega. Keterbatasan ketikan di wordpress memaksa kami harus menuliskan ucapannya, bukan simbolnya, tapi dalam rumus lengkap, kami akan tulis dalam bentuk simbol. Karena itu, pembaca harus memahami bukan hanya simbolnya tapi penyebutannya. Berikut adalah simbol-simbol huruf yunani dan penyebutannyan.






SIMBOL-SIMBOL DALAM MEMBACA MATEMATIKA

Simbol 
Cara Membaca

Simbol
Cara Membaca
=  
Sama dengan

 
Superset dari
≠  
 Tidak sama dengan

 
Union, gabungan
<  
Lebih kecil dari

∩  
Intersect, irisan
>  
Lebih besar dari

∞  
Tak hingga
≤  
Lebih kecil atau sama dengan

∫  
Integral
≥  
Lebih besar atau sama dengan

 
Tegak lurus, siku-siku
+  
Ditambah, plus (posistif)

λ  
lamda
−  
Dikurang, min (minus)

ρ  
rho
×  
Kali

µ  
mu (myu)
÷  
Dibagi / per

±  
plus-minus
/  
Dibagi / per

ʊ  
upsilon
√  
Akar (akar kuadrat)

π  
phi
%  
Persen

Φ  
phi
|| 
Nilai mutlak

Ψ  
Psi
!  
Faktorial

Ω  
Omega
 
Maka (jika - maka)

α  
Alpha
→  
Maka (jika - maka)

β  
Beta
 
Jika dan hanya jika

γ  
Gamma
↔  
Jika dan hanya jika

δ  
Delta
¬  
Not, negasi

ε  
Epsilon
˜ 
Not, negasi

ζ  
Zeta
~  
Not, negasi

η  
Eta
{,}
Himpunan

θ  
Teta
{} 
Himpinan kosong

κ  
Kappa
  
Himpunan kosong

ν  
Nu
 
Elemen dari

ξ  
Xi
  
Bukan elemen dari

∑  
Sigma
 
Subset dari

σ  
Sigma
 
Subset dari

τ  
Tau
 
Superset dari








BAB III
Kesimpulan dan Saran
A.    Simpulan
Gambaran tentang batasan dari sains sebagai proses, sebagai  produk dan sebagai sikap dijelaskan sebagai berikut :
1. Sains sebagai suatu proses adalah metode untuk memperoleh pengetahuan.
2. Sains sebagai suatu produk terdiri atas berbagai fakata,  konsep prinsip, hukum dan          teori.
3. Sains sebagai suatu sikap, atau dikenal dengan istilah sikap keilmuan, maksudnya adalah berbagai keyakinan, opini dan nilai-nilai yang harus dipertahankan oleh seorang ilmuwan khususnya ketika mencari atau mengembangkan pengetahuan baru.


B.     Saran

Belajarlah simbol-simbol Yunani, bukan hanya yang biasa saja seperti alpha, beta, dan pi, namun yang lebih kabur seperti psi, xi, tau dan omega. Keterbatasan ketikan di wordpress memaksa kami harus menuliskan ucapannya, bukan simbolnya, tapi dalam rumus lengkap, kami akan tulis dalam bentuk simbol. Karena itu, pembaca harus memahami bukan hanya simbolnya tapi penyebutannya. Berikut adalah simbol-simbol huruf Yunani dan penyebutannya.







DAFTAR PUSTAKA
1.      www.indogeek.com/2014/12/ cara membaca–pengucapan-lambang-simbol matematika. Html?m=1
3.      Konsultanpendidikan.com/2014/02.04/ negara-negara-dengan-minat-baca-sains-dan-matematika-paling-tinggi-di-dunia/








ii