Thursday 28 April 2016

makalah komunikasi berbicara



Kata pengantar

            Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan karunianya makalah ini dapat kami selesaikan dengan tepat waktu. Tak lupa kami mengucapkan terima kasihkepada orang tua dan tema-teman kami sekalian yang tetap memberi kami bantuan dan dukungan serta doa dalam membantu kami samapi makalah ini dapat terselesaikan. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada ibu Dra. Rosdiana Siregar selaku dosen mata kuliah berbicara yang telah membimbing kami.

            Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah berbicara dan juga mengembangkan pengetahuan kami mengenai materi ini. Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak kesalahan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari kita semua. Kami memohon maaf apabila pada saat proses pembuatan dan penyelesaian makalah ini terdapat kesalahan dalam penulisannya. Atas saran, kritikan, dan bantuannya kami mengucapkan terima kasih.





                                                                                                Medan,   September 2015



                                                                                                            Penulis









                                                                DAFTAR ISI                                                               

KATA PENGANTAR......................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang............................................................................ 1
Tujuan pembahasan..................................................................... 2
Rumusan masalah..................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
Hakikat,defenisi dan konteks komunikasi....................................... 3
Prinsip-prinsip komunikasi............................................................7
Faktor yang mempengaruhi komunikasi......................................... 10
Proses komunikasi....................................................................... 11
Fungsi komunikasi........................................................................... 15
BAB III PENUTUP
Kesimpulan...................................................................................... 17
Saran............................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA






BAB 1
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Komunikasi merupakan bagian dari sistem dan tatanan kehidupan sosial manusia atau masyarakat.komunikasi merupakan kegiatan yang tak dapat terlepaskan dari kegiatan manusia atau dengan kata lain komunikasi merupakan kegiatan yang kita lakukan sehari-hari. Mulai dari bangun tidur sampai tertidur lagi.
      Oleh karena itu komunikasi sangat penting bagi kehidupan kita dan sangat melekat bagi tubuh kita, tidak ada satu orang pun yang hidup tanpa berkomunikasi karena tanpa adanya komunikasi seseorang tidak dapat berhubungan dengan orang lain atau orang yang berada disekelilingnya.
      Agar lebih jelas lagi, komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dan pikiran seseorang  yang ingin menyampaikan pikiran dan penyalur sepada penerima pesan. Kita para mahasiswa sudah mengetahui pengertian komunikasi. Komunikasi terjadi apabila terdapat satu persamaan makna mengenai suatu pesan dan pikiran yang dismpaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan. Jika terjadi kesamaan makna antara keduanya, dan komunikan dapat mengerti pesan yang disampaikan maka komunikasi itu berjalan dengan baik.







B.     TUJUAN PEMBAHASAN
1.      Mengetahui hakikat,defenisi,konteks komunikasi
2.      Menjelaskan prinsip-prinsip komunikasi
3.      Mengetahui  faktor apa saja yang mempengaruhi komunikasi
4.      Menjabarkan tentang proses komunikasi
5.      Menyebutkan beberapa fungsi komunikasi

C.    RUMUSAN MASALAH
1.      Sebutkan 3 koseptualisasi komunikasi ?
2.      Apa yang di maksud proses komunikasi secara primer ?
3.      Sebutkan 4 kerangka fungsi komunikasi ?












BAB II
PEMBAHASAN


A.    HAKIKAT, DEFENISI, DAN KONTEKS KOMUNIKASI


1.    Hakikat Komunikasi
Hakikat komunikasi adalah kegiatan yang dilakukan manusia untuk menyampaikan isi pesannya kepada manusia lain untuk mencapai tujuan tertentu.
Manusia hidup dalam dunia komunikasi. Setiap hari dan setiap saat manusia melakukan aktifitas komunikasi antarpribadi, berbicara dengan anggota keluarga, tetangga, dan rekan sejawat. Pada saat berbicara dengan diri sendiri, meyakinkan diri dalam memutuskan sesuatu, manusia melakukan komunikasi intra pribadi. Pada sebuah organisasi, manusia memecahkan masalah atau mengembangkan ide-ide atau inovasi, saling berinteraksi dalam komunikasi kelompok atau organisasi. Jika berinteraksi dengan pihak lain yang mempunyai latar belakang budaya berbeda, maka manusia sudah melakukan komunikasi antarbudaya.
Isi dari interaksi antarmanusia adalah komunikasi. Dua orang dikatakan melakukan interaksi apabila masing-masing melakukan aksi dan reaksi. Aksi dan reaksi yang dilakukan manusia baik perseorangan, kelompok, atau pun organisasi dalam ilmu komunikasi disebut tindakan komunikasi.




2.    Defenisi Komunikasi

Definisi komunikasi secara umum adalah suatu proses pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri seseorang dan atau di antara dua atau lebih dengan tujuan tertentu. Definisi tersebut memberikan beberapa pengertian pokok yaitu komunikasi adalah suatu proses mengenai pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan.

Tiga Konseptualisasi Komunikasi :

1. Komunikasi sebagai tindakan satu arah


Dalam konteks ini, komunikasi dianggap suatu tindakan yang disengaja (intentional act) untuk menyampaikan pesan demi memenuhi kebutuhan komunikator seperti menjelaskan sesuatu kepada orang lain atau membujuknya melakukan sesuatu. Jadi kata kuncinya adalah efek (pesan) komunikasi.

2. Komunikasi sebagai interaksi


Komunikasi dipahami sebagai suatu proses sebab-akibat atau aksi-reaksi. Komunikasi ini sedikit lebih dinamis daripada komunikasi sebagai tindakan satu arah, namun masih berorientasi sumber meskipun kedua pesan tersebut dianggap bergantian. Seseorang menyampaikan pesan baik verbal atau nonverbal, seorang penerima bereaksi dengan memberi jawaban baik verbal atau nonverbal dan demikian seterusnya. Maka umpan balik (feedback) ditambahkan sebagai salah satu unsur komunikasi.

3.      Komunikasi Sebagai Transaksi

Dalam pemahaman ini, komunikasi terjadi apakah pelakunya sengaja atau tidak, dan bahkan meskipun menghasilkan respons yang tidak dapat diamati. Komunikasi dianggap telah berlangsung bila seseorang telah menafsirkan perilaku orang lain, baik perilaku verbal atau nonverbal.


3.      Konteks Komunikasi

Konteks Komunikasi mencakup :

1.      Komunikasi Dengan Diri Sendiri (Intrapersonal Communication)

Merupakan proses komunikasi yang terjadi di dalam diri individu.
Terjadinya proses komunikasi di sini karena adanya seseorang yang memberi arti terhadap sesuatu objek yang diamatinya atau terbetik dalam pikirannya bisa dalam bentuk benda, kejadian alam, peristiwa, pengalaman, fakta yang mengandung arti bagi manusia, baik yang terjadi di luar maupun dalam diri seseorang.

2.      Komunikasi Antarpribadi (Interpersonal Communication)

R. Wayne Pace (1979, dalam Cangara, 1998) “Interpersonal communication is communication involving two or more people in a face to face setting”
Menurut sifatnya, komunikasi antarpribadi dapat dibedakan atas dua macam (Cangara, 1998) : 1)Komunikasi Diadik (Dyadic Communication) proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang dalam situasi tatap muka. 2) Komunikasi Kelompok Kecil (Small Group Communication) proses komunikasi yang berlangsung antara tiga orang atau lebih secara tatap muka, di mana anggota-anggotanya saling berinteraksi satu sama lain.

3.       Komunikasi Publik (Public Communication)

Komunikasi publik biasa disebut komunikasi pidato, komunikasi kolektif, komunikasi retorika, public speaking, dan komunikasi khalayak (audience communication) komunikasi publik menunjukkan suatu proses komunikasi di mana pesan-pesan disampaikan oleh pembicara dalam situasi tatap muka di depan khalayak yang lebih besar.

Komunikasi publik memiliki ciri komunikasi interpersonal, karena berlangsung secara tatap muka, namun terdapat beberapa perbedaan mendasar, yaitu:
Dalam komunikasi publik penyampaian pesan berlangsung secara kontinyu.
Pesan yang disampaiakn itu tidak berlangsung secara spontanitas, tetapi terencana dan dipersiapkan lebih awal.

4.      Komunikasi Massa (Mass Communication)

Komunikasi massa dapat diidentifikasikan sebagai proses komunikasi yang berlangsung di mana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada klahayak yang sifatnya massal melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti radio, televisi, surat kabar, dan film.

Komunikasi massa memiliki ciri-ciri :

a.       Pesannya terbuka dengan khalayak yang variatif, baik dari segi usia, agama, suku, pekerjaan, maupun dari segi kebutuhan.
b.      Sumber dan penerima dihubungkan oleh saluran yang telah diproses secara mekanik.
c.        Sumber merupakan suatu lembaga atau institusi yang terdiri dari banyak orang.
d.      Proses penyampaian pesannya lebih formal, terencana dan lebih rumit.
e.       Pesan komunikasi massa berlangsung satu arah dan umpan baliknya tertunda dan sangat terbatas.
f.       Sifat penyebaran pesan melalui media massa berlangsung begitu cepat, serempak dan luas.
g.      Dari segi ekonomi, biaya produksi komunikasi massa cukup mahal dan memerlukan dukungan tenaga kerja relatif banyak untuk mengelolanya. Suka Memuat...

B.     PRINSIP-PRINSIP KOMUNIKASI

1.      Komunikasi adalah suatu proses simbolik
Komunikasi adalah sesuatu yang bersifat dinamis, sirkular dan tidak berakhir pada suatu titik, tetapi terus berkelanjutan.

2.      Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi
Setiap orang tidak bebas nilai, pada saat orang tersebut tidak bermaksud mengkomunikasikan sesuatu, tetapi dimaknai oleh orang lain maka orang tersebut sudah terlibat dalam proses berkomunikasi. Gerak tubuh, ekspresi wajah (komunikasi non verbal) seseorang dapat dimaknai oleh orang lain menjadi suatu stimulus.


3.      Komunikasi punya dimensi isi dan hubungan
Setiap pesan komunikasi mempunyai dimensi isi dimana dari dimensi isi tersebut kita bisa memprediksi dimensi hubungan yang ada diantara pihak-pihak yang melakukan proses komunikasi. Percakapan diantara dua orang sahabat  dan antara dosen dan mahasiswa di kelas berbeda memiliki dimesi isi yang berbeda.

4.      Komunikasi itu berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan
Setiap tindakan komunikasi yang dilakukan oleh seseorang bisa terjadi mulai dari tingkat kesengajaan yang rendah artinya tindakan komunikasi yang tidak direncanakan (apa saja yang akan dikatakan atau apa saja yang akan dilakukan secara rinci dan detail), sampai pada tindakan komunikasi yang betul-betul disengaja (pihak komunikan mengharapkan respon dan berharap tujuannya tercapai)




5.      Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu.
Pesan komunikasi yang dikirimkan oleh pihak komunikan baik secara verbal maupun non-verbal disesuaikan dengan tempat, dimana proses komunikasi itu berlangsung, kepada siapa pesan itu dikirimkan dan kapan komunikasi itu berlangsung.

6.      Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi
Tidak dapat dibayangkan jika orang melakukan tindakan komunikasi di luar norma yang berlaku di masyarakat. Jika kita tersenyum maka kita dapat memprediksi bahwa pihak penerima akan membalas dengan senyuman, jika kita menyapa seseorang maka orang tersebut akan membalas sapaan kita. Prediksi seperti itu akan membuat seseorang menjadi tenang dalam melakukan proses komunikasi.


7.      Komunikasi itu bersifat sistemik
Dalam diri setiap orang mengandung sisi internal yang dipengaruhi oleh latar belakang budaya, nilai, adat, pengalaman dan pendidikan. Bagaimana seseorang berkomunikasi dipengaruhi oleh beberapa hal internal tersebut. Sisi internal seperti lingkungan keluarga dan lingkungan dimana dia bersosialisasi mempengaruhi bagaimana dia melakukan tindakan komunikasi.

8.      Semakin mirip latar belakang sosial budaya semakin efektiflah komunikasi
Jika dua orang melakukan komunikasi berasal dari suku yang sama, pendidikan yang sama, maka ada kecenderungan dua pihak tersebut mempunyai bahan yang sama untuk saling dikomunikasikan. Kedua pihak mempunyai makna yang sama terhadap simbol-simbol yang saling dipertukarkan.


9.      Komunikasi bersifat nonsekuensial
Proses komunikasi bersifat sirkular dalam arti tidak berlangsung satu arah. Melibatkan respon atau tanggapan sebagai bukti bahwa pesan yang dikirimkan itu diterima dan dimengerti.


10.  Komunikasi bersifat prosesual, dinamis dan transaksional
Konsekuensi dari prinsip bahwa komunikasi adalah sebuah proses adalah komunikasi itu dinamis dan transaksional. Ada proses saling memberi dan menerima informasi diantara pihak-pihak yang melakukan komunikasi.

11.  komunikasi bersifat irreversible
Setiap orang yang melakukan proses komunikasi tidak dapat mengontrol sedemikian rupa terhadap efek yang ditimbulkan oleh pesan yang dikirimkan. Komunikasi tidak dapat ditarik kembali, jika seseorang sudah berkata menyakiti orang lain, maka efek sakit hati tidak akan hilang begitu saja pada diri orang lain tersebut.


12.  Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan berbagai masalah
Dalam arti bahwa komunikasi bukan satu-satunya obat mujarab yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah.














C.    FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI


1.      Komunikasi Harus Tepat Waktu dan Tepat Sasaran
Ketepatan waktu dalam menyampaikan komunikasi harus betul-betul diperhatikan, sebab apabila penyampaian komunikasi tersebut terlambat maka kemungkinan apa yang disampaikan tersebut tidak ada manfaatnya lagi.

2.      Komunikasi Harus Lengkap
Selain komunikasi yang disampaikan harus mudah dimengerti oleh penerima komunikasi, maka komunikasi tersebut harus lengkap sehingga tidak menimbulkan keraguan bagi penerima komunikasi. Hal itu perlu ditekankan, sebab meskipun komunikasi mudah dimengerti tetapi apabila komunikasi tersebut kurang lengkap, maka hal itu menimbulkan keraguan bagi penerima komunikasi, sehingga pelaksanaan tidak sesuai denganapa yang diinginkan.


3.      Komunikasi Perlu Memperhatikan Situasi dan Kondisi
Dalam menyampaikan suatu komunikasi, apalagi bilamana komunikasi yang harus disampaikan tersebut merupakan hal-hal yang penting yang perlu pengertian secara mendalam, maka faktor situasi dan kondisi yang tepat perlu diperhatikan. Apabila solusi dan kondisi dirasakan kurang tepat , bilamana komunikasi yang akan disampaikan tersebut dapat ditunda maka sebaiknya penyampaian komunikasi tersebut ditangguhkan.

4.       Komunikasi Perlu Menghindarkan Kata-kata Yang Tidak Enak
Agar komunikasi yang disampaikan mudah dimengerti dan diindahkan maka perlu dihindarkan kata-kata yang kurang baik. Dengan kata-kata yang kurang enak ini dimaksudkan adalah kata-kata yang dapat menyinggung perasaan penerima informasi, meskipun dalam kamus hal itu tidak salah dn cukup jelas.


5.      Adanya Persuasi Dalam Komunikasi
Seringkali manajer harus merubah sikap, tingkah laku dan perbuatan dari orang-orangnya sesuai dengan yang diinginkan, untuk itu dalam pelaksanaan komunikasi harus disertai dengan persuasi.


D.    PROSES KOMUNIKASI
Menurut Effendy (1999: 11 – 19), Proses komunikasi dalam masyarakat dapat dibedakan atas 2 tahap:
1. Proses Komunikasi secara Primer
Yang dimaksudkan dengan proses komunikasi secara primer yakni proses penyampaian pikiran dan perasaan dari seseorang kepada orang lain menggunakan lambang atau simbol sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial (gesture), isyarat, gambar, warna, dan sebagainya yang  secara langsung mempa “menerjemahkan” pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan.
Sekarang mari kita bahas satu per satu. Kial (gesture) adalah isyarat dengan menggunakan anggota tubuh seperti anggukan atau gelengan kepala, kedipan mata, tepukan tangan, dll. Semua lambang nonverbal ini memang dapat “menerjemahkan” pikiran seseorang sehingga terekspresikan secara fisik. Akan tetapi menggapaikan tangan, atau memain­kan jari-jemari, atau mengedipkan mata, menggerakkan anggota tubuh lainnya hanya dapat mengkomunikasikan hal-hal tertentu saja (sangat terbatas).
Isyarat dengan menggunakan alat seperti gong, tambur, sirene, dan lain-lain  mempunyai makna tertentu. Membunyikan gong di tengah malam di kampung-kampung di Timor atau di Sumba itu pertanda meminta pertolongan (ada perampokan, pencurian, ataupun kebakaran).
Warna juga yang mempunyai makna tertentu dalam berkomunikasi di masyarakat. Warna putih selalu diidentikkan dengan ketulusan dan kemurnian. Warna hitam selalu dipertunjukkan untuk mengekspresikan kesedihan. Misalnya, sebagai tanda perkabungan.
Gambar sebagai lambang yang banyak dipergunakan dalarn komunikasi memang melebihi kial, isyarat, dan warna dalarn hal kemampuan “menerjemahkan” pikiran seseorang, tetapi tetap tidak melebihi bahasa. Alasannya, buku-buku yang ditulis dengan bahasa sebagai lambang untuk “menerjemahkan” pemikiran tidak mungkin diganti oleh gambar, apalagi oleh lambang-lambang lainnya. Akan tetapi, demi efektifnya komunikasi, lambang-lambang tersebut sering dipadukan penggunaannya.
Dengan demikian jelaslah bahwa pikiran dan atau perasaan seseorang baru akan diketahui oleh dan akan ada dampaknya kepada orang lain apabila ditransmisikan dengan menggunakan media primer “tersebut, yakni lambang- lambang. Dengan perkataan lain, pesan (message) yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan terdiri atas isi (content) dan lambang: (symbol).
Jadi jelaslah, media primer atau lambang yang pa­ling banyak digunakan dalam komunikasi adalah bahasa. Akan tetapi, tidak semua orang pandai mencari kata-kata yang tepat dan lengkap yang dapat mencerminkan pikiran dan perasaan yang sesungguhnya. Selain itu, sebuah per­kataan belum tentu mengandung makna yang sama bagi semua orang. Kata-kata mengandung dua jenis pengertian, yakni pengertian denotatif dan pengertian konotatif. Sebuah perkataan dalarn pengertian denotatif ada­lah yang mengandung arti sebagaimana tercantum dalam kamus (dictionary meaning) dan diterima secara umum oleh kebanyakan orang dengan bahasa dan kebudayaan yang sama. Perkataan dalarn pengertian konotatif adalah yang mengandung pengertian emosional atau mengandung penilaian tertentu (emo­tional or evaluative meaning).
Misalnya saja jika anda mengucapkan kata “anjing” dalarn pengertian denotatif memiliki makna dan interpretasi yang sama bagi setiap orang. Begitu mendengar kata “anjing” maka yang terlintas dalam pikiran kita adalah bahwa ia binatang yang berkaki empat, berbulu, hewan piaraan bagi sebagian orang, dan memiliki daya cium yang tajam. Namun, kata “anjing” dalarn pengertian konotatif, bisa bermakna lain bagi sebagian orang. Bagi seorang kiai yang fanatik kata “anjing” bisa dimaknai sebagai hewan yang najis; bagi seorang polisi merupakan pelacak pembunuh, dst.
Nah, bagaimana proses komunikasi itu bisa berlangsung? Sebagaimana Anda pelajari pada mata kuliah Pengantar Ilmu Komunikasi, bahwa dalam proses komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) yang melibatkan dua orang dalam situasi interaksi, sang komunikator menyandi suatu pe­san, lalu menyampaikannya kepada komunikan, dan komunikan mengawasandi atau menyandi balik pesan tersebut. Sampai di situ komunikator menjadi encoder dan komunikan menjadi decoder. Akan tetapi, karena komunikasi antarpersona itu bersifat dia­logis, maka ketika komunikan memberikan jawaban, ia kini menjadi encoder dan komunikator menjadi decoder.
Supaya lebih jelas, perhatikan contoh berikut. Pada suatu hari, Daniel dan Ratna bertemu dan berbicang-bincang. Yang menjadi komunikator adalah Daniel sedangkan komunikan, Ratna. Selama komunikasi berlangsung an­tara Daniel dan Ratna, akan terjadi penggantian fungsi secara bergiliran sebagai en­coder dan decoder. Jika Daniel sedang berbicara, ia menjadi encoder; dan Ratna yang sedang mendengarkan menjadi decoder. Pada saat Ratna memberikan tanggapan dan berbicara kepada Daniel, maka Ratna kemudian menjadi encoder dan Daniel menjadi decoder. Tanggapan Ratna yang disampaikan kepada Daniel itu dinamakan umpan balik atau arus balik (feedback).
Umpan balik memainkan peranan yang amat penting dalam komunikasi sebab ia menentukan berlanjutnya komunikasi atau berhentinya komunikasi yang dilancarkan oleh komunikator. Oleh karena itu, umpan balik bisa bersifat positif, dapat pula bersifat negatif. Umpan batik positif adalah tangga­pan atau response atau reaksi komunikan yang menyenangkan komunikator sehingga komunikasi berjalan lancar. Sebaliknya, umpan balik negatif adalah tanggapan komunikan yang tidak menyenangkan komunikatornya sehingga ko­munikator enggan untuk melanjutkan komunikasinya.
2. Proses Komunikasi secara Sekunder
Setelah anda pahami tentang proses komunikasi secara primer, sekarang kita akan meembahas proses komunikasi secara sekunder. Yang dimaksudkan dengan proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh se­seorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai me­dia kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.
Mengapa menggunakan alat bantu atau media kedua? Alasannya bisa beragam. Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan ko­munikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang re­latif jauh. Alasan lainnya, jumlah komunikannya banyak. Beberapa media kedua atau alat bantu yang biasanya digunakan antara lain: surat, telepon, telegram, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dan banyak lagi adalah media kedua yang sering diguna­kan dalam berkomunikasi.
Pada umumnya kalau kita berbicara di kalangan masyarakat, yang dinama­kan media komunikasi itu adalah media kedua sebagaimana diterangkan di atas. Jarang sekali orang menganggap bahasa sebagai media komunikasi. Hal ini di sebabkan oleh bahasa sebagai lambang (symbol) beserta isi (content) – yakni pikiran dan atau perasaan – yang dibawanya menjadi totalitas pesan (messa­ge), yang tampak tak dapat dipisahkan.Tidak seperti media dalam bentuk su­rat, telepon, radio, dan lain-lainnya yang jelas tidak selalu dipergunakan. Tam­paknya seolah-olah orang tak mungkin berkomunikasi tanpa bahasa, tetapi orang mungkin dapat berkomunikasi tanpa surat, atau telepon, atau televisi, dan sebagainya.
Seperti diterangkan di muka, pada umumnya memang bahasa yang paling banyak digunakan dalam komunikasi karena bahasa sebagai lambang mampu mentransmisikan pikiran, ide, pendapat, dan sebagainya, baik mengenai hal vang abstrak maupun yang kongkret; tidak saja tentang hal atau peristiwa yang terjadi pada saat sekarang, tetapi juga pada waktu yang lalu atau masa men­datang. Karena itulah pula maka kebanyakan media merupakan alat atau sa­rana yang diclptakan untuk meneruskan pesan komunikasi dengan bahasa. Se­perti telah disinggung di atas, surat, atau telepon, atau radio misalnya, adalah media untuk menyambung atau menyebarkan pesan yang menggunakan bahasa.
Dengan demikian, proses komunikasi secara sekunder itu menggunakan media yang dapat diklasifikasikan sebagai media massa (mass media) dan me­dia nir-massa atau media non-massa (non-mass media). Seperti telah disinggung tadi, media massa, misalnya surat kabar, radio siaran, televisi siaran, dan film yang diputar di gedung bioskop memiliki ciri-ciri tertentu, antara lain ciri massif (massive) atau massal (massal), yakni tertuju kepada sejumlah orang yang relatif amat banyak. Sedangkan media nirmassa atau media nonmassa, umpamanya surat, telepon, telegram, poster, spanduk, papan pengumuman, buletin, folder, majalah organisasi, radio amatir atau ra­dio CB (citizen band), televisi siaran sekitar (closed circuit television), dan film dokumenter, tertuju kepada satu orang atau sejumlah orang yang relatif sedikit.



E.     FUNGSI KOMUNIKASI

Secara Umum Fungsi Komunikasi adalah sebagai berikut :
·                      Menyampaikan pikiran atau perasaan
·                      Tidak terasing atau terisolasi dari lingkungan
·                      Mengajarkan atau memberitahukan sesuatu
·                      Mengetahui atau mempelajari dari peristiwa di lingkungan
·                      Mengenal diri sendiri
·                      Memperoleh hiburan atau menghibur orang lain.
·                      Mengurangi atau menghilangkan perasaan tegang
·                      Mengisi waktu luang
·                      Menambah pengetahuan dan merubah sikap serta perilaku kebiasaan
·                     Membujuk atau memaksa orang lain agar berpendapat bersikap atau berperilaku sebagaimana diharapkan.
Selain Itu Fungsi Komunikasi juga dibagi menjadi 4 Kerangka yakni :



1.              Komunikasi sosial
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi-diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain.

2.              Komunikasi ekspresif
Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrument untuk menyampaikan perasaan-perasaan  (emosi) kita.

3.              Komunikasi ritual
Komunikasi rutual bertujuan untuk komitmen mereka kepada tradisi keluarga, komunitas, suku, bangsa, negara, ideology, atau agama mereka.

4.              Komunikasi instrumental
Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum: menginformasikan, mengajak, mengubah sikap dan keyakinan, dan mengubah perilaku atau menggerakan tindakan, dan juga menghibur.
















BAB III
PENUTUP


A.KESIMPULAN
            Bagi kehidupan komunikasi merupakan bagian yang sangat pentingg bagi manusia kerena lewat komunikasilah manusia berhubunga satu sama lain. Sebagai makhluk sosial tunru manusia tidak lepas dari komunikasi. Karena itu dalam makalah ini menjelaskan komunikasi lebih mendalam lagi sehingga para pembaca dapat lebih mengerti lagi akan komunikasi untuk menjalin keakrabadan dengan sesama dan dapat berkomunikasi dengan lebih baik lagi.

B. SARAN
            Dalam berkomunikasi sebaiknya kita tidak mengeluarka kata-kata yang dapat menyindir orang lain karena dapat menyebabkan pertengkaran antar sesama. Usahakanlah berkomunikasi dengan seseorang dengan perkataan yang secukupnya tidak lebih dan juga tidak kurang sehingga tidak menimbulkan hal yang negatif. Sebab ada pepatah mengatakan “mulut mu harimau mu”. Jadi jagalah alat komunikasi kita.









Siregar, Rosdiana. Keterampilan Berbicara.  Medan: Halaman Moeka
Abidin, Yusuf. 2012. Pengantar Retorika.  Bandung: Pustaka Setia
Tarigan, Henry Guntur. 1983. Komunikasi yang Baik. Bandung: Angkasa