Kata pengantar
Puji dan syukur kami
ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan karunianya makalah
ini dapat kami selesaikan dengan tepat waktu. Tak lupa kami mengucapkan terima
kasihkepada orang tua dan tema-teman kami sekalian yang tetap memberi kami
bantuan dan dukungan serta doa dalam membantu kami samapi makalah ini dapat
terselesaikan. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada ibu Dra. Rosdiana
Siregar selaku dosen mata kuliah berbicara yang telah membimbing kami.
Adapun tujuan penulisan makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah berbicara dan juga
mengembangkan pengetahuan kami mengenai materi ini. Kami menyadari dalam
pembuatan makalah ini terdapat banyak kesalahan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
kita semua. Kami memohon maaf apabila pada saat proses pembuatan dan
penyelesaian makalah ini terdapat kesalahan dalam penulisannya. Atas saran,
kritikan, dan bantuannya kami mengucapkan terima kasih.
Medan, September 2015
Penulis
KATA
PENGANTAR......................................................................... i
DAFTAR
ISI...................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang............................................................................ 1
Tujuan
pembahasan..................................................................... 2
Rumusan
masalah..................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
Hakikat,defenisi
dan konteks komunikasi....................................... 3
Prinsip-prinsip
komunikasi............................................................7
Faktor
yang mempengaruhi komunikasi......................................... 10
Proses
komunikasi....................................................................... 11
Fungsi
komunikasi........................................................................... 15
BAB III PENUTUP
Kesimpulan...................................................................................... 17
Saran............................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG MASALAH
Komunikasi merupakan bagian dari sistem dan tatanan kehidupan sosial
manusia atau masyarakat.komunikasi merupakan kegiatan yang tak dapat
terlepaskan dari kegiatan manusia atau dengan kata lain komunikasi merupakan
kegiatan yang kita lakukan sehari-hari. Mulai dari bangun tidur sampai tertidur
lagi.
Oleh karena itu komunikasi
sangat penting bagi kehidupan kita dan sangat melekat bagi tubuh kita, tidak
ada satu orang pun yang hidup tanpa berkomunikasi karena tanpa adanya
komunikasi seseorang tidak dapat berhubungan dengan orang lain atau orang yang
berada disekelilingnya.
Agar lebih jelas lagi,
komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dan pikiran seseorang yang ingin menyampaikan pikiran dan penyalur
sepada penerima pesan. Kita para mahasiswa sudah mengetahui pengertian
komunikasi. Komunikasi terjadi apabila terdapat satu persamaan makna mengenai
suatu pesan dan pikiran yang dismpaikan oleh komunikator dan diterima oleh
komunikan. Jika terjadi kesamaan makna antara keduanya, dan komunikan dapat
mengerti pesan yang disampaikan maka komunikasi itu berjalan dengan baik.
B.
TUJUAN PEMBAHASAN
1.
Mengetahui
hakikat,defenisi,konteks komunikasi
2.
Menjelaskan
prinsip-prinsip komunikasi
3.
Mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi komunikasi
4.
Menjabarkan
tentang proses komunikasi
5.
Menyebutkan
beberapa fungsi komunikasi
C.
RUMUSAN MASALAH
1.
Sebutkan 3
koseptualisasi komunikasi ?
2.
Apa yang
di maksud proses komunikasi secara primer ?
3.
Sebutkan 4
kerangka fungsi komunikasi ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
HAKIKAT, DEFENISI, DAN KONTEKS
KOMUNIKASI
1.
Hakikat Komunikasi
Hakikat
komunikasi adalah kegiatan yang dilakukan manusia untuk menyampaikan isi
pesannya kepada manusia lain untuk mencapai tujuan tertentu.
Manusia
hidup dalam dunia komunikasi. Setiap hari dan setiap saat manusia melakukan
aktifitas komunikasi antarpribadi, berbicara dengan anggota keluarga, tetangga,
dan rekan sejawat. Pada saat berbicara dengan diri sendiri, meyakinkan diri
dalam memutuskan sesuatu, manusia melakukan komunikasi intra pribadi. Pada
sebuah organisasi, manusia memecahkan masalah atau mengembangkan ide-ide atau
inovasi, saling berinteraksi dalam komunikasi kelompok atau organisasi. Jika
berinteraksi dengan pihak lain yang mempunyai latar belakang budaya berbeda,
maka manusia sudah melakukan komunikasi antarbudaya.
Isi dari
interaksi antarmanusia adalah komunikasi. Dua orang dikatakan melakukan
interaksi apabila masing-masing melakukan aksi dan reaksi. Aksi dan reaksi yang
dilakukan manusia baik perseorangan, kelompok, atau pun organisasi dalam ilmu
komunikasi disebut tindakan komunikasi.
2.
Defenisi
Komunikasi
Definisi
komunikasi secara umum adalah suatu proses pembentukan, penyampaian, penerimaan
dan pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri seseorang dan atau di antara
dua atau lebih dengan tujuan tertentu. Definisi tersebut memberikan beberapa
pengertian pokok yaitu komunikasi adalah suatu proses mengenai pembentukan,
penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan.
Tiga Konseptualisasi Komunikasi
:
1. Komunikasi sebagai tindakan satu
arah
Dalam konteks ini, komunikasi dianggap suatu tindakan yang disengaja
(intentional act) untuk menyampaikan pesan demi memenuhi kebutuhan komunikator
seperti menjelaskan sesuatu kepada orang lain atau membujuknya melakukan
sesuatu. Jadi kata kuncinya adalah efek (pesan) komunikasi.
2. Komunikasi sebagai interaksi
Komunikasi dipahami sebagai suatu proses sebab-akibat atau aksi-reaksi. Komunikasi ini sedikit lebih dinamis daripada komunikasi sebagai tindakan satu arah, namun masih berorientasi sumber meskipun kedua pesan tersebut dianggap bergantian. Seseorang menyampaikan pesan baik verbal atau nonverbal, seorang penerima bereaksi dengan memberi jawaban baik verbal atau nonverbal dan demikian seterusnya. Maka umpan balik (feedback) ditambahkan sebagai salah satu unsur komunikasi.
3.
Komunikasi
Sebagai Transaksi
Dalam pemahaman ini, komunikasi terjadi apakah pelakunya sengaja atau tidak, dan bahkan meskipun menghasilkan respons yang tidak dapat diamati. Komunikasi dianggap telah berlangsung bila seseorang telah menafsirkan perilaku orang lain, baik perilaku verbal atau nonverbal.
3. Konteks Komunikasi
Konteks
Komunikasi mencakup :
1. Komunikasi
Dengan Diri Sendiri (Intrapersonal Communication)
Merupakan proses komunikasi yang terjadi di dalam diri individu.
Terjadinya proses komunikasi di sini karena adanya seseorang yang memberi arti terhadap sesuatu objek yang diamatinya atau terbetik dalam pikirannya bisa dalam bentuk benda, kejadian alam, peristiwa, pengalaman, fakta yang mengandung arti bagi manusia, baik yang terjadi di luar maupun dalam diri seseorang.
Merupakan proses komunikasi yang terjadi di dalam diri individu.
Terjadinya proses komunikasi di sini karena adanya seseorang yang memberi arti terhadap sesuatu objek yang diamatinya atau terbetik dalam pikirannya bisa dalam bentuk benda, kejadian alam, peristiwa, pengalaman, fakta yang mengandung arti bagi manusia, baik yang terjadi di luar maupun dalam diri seseorang.
2.
Komunikasi Antarpribadi
(Interpersonal Communication)
R. Wayne Pace (1979, dalam Cangara, 1998) “Interpersonal communication is communication involving two or more people in a face to face setting”
Menurut sifatnya, komunikasi antarpribadi dapat dibedakan atas dua macam (Cangara, 1998) : 1)Komunikasi Diadik (Dyadic Communication) proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang dalam situasi tatap muka. 2) Komunikasi Kelompok Kecil (Small Group Communication) proses komunikasi yang berlangsung antara tiga orang atau lebih secara tatap muka, di mana anggota-anggotanya saling berinteraksi satu sama lain.
R. Wayne Pace (1979, dalam Cangara, 1998) “Interpersonal communication is communication involving two or more people in a face to face setting”
Menurut sifatnya, komunikasi antarpribadi dapat dibedakan atas dua macam (Cangara, 1998) : 1)Komunikasi Diadik (Dyadic Communication) proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang dalam situasi tatap muka. 2) Komunikasi Kelompok Kecil (Small Group Communication) proses komunikasi yang berlangsung antara tiga orang atau lebih secara tatap muka, di mana anggota-anggotanya saling berinteraksi satu sama lain.
3.
Komunikasi Publik (Public Communication)
Komunikasi publik biasa disebut komunikasi pidato, komunikasi kolektif, komunikasi retorika, public speaking, dan komunikasi khalayak (audience communication) komunikasi publik menunjukkan suatu proses komunikasi di mana pesan-pesan disampaikan oleh pembicara dalam situasi tatap muka di depan khalayak yang lebih besar.
Komunikasi publik memiliki ciri komunikasi interpersonal, karena berlangsung secara tatap muka, namun terdapat beberapa perbedaan mendasar, yaitu:
Dalam komunikasi publik penyampaian pesan berlangsung secara kontinyu.
Pesan yang disampaiakn itu tidak berlangsung secara spontanitas, tetapi terencana dan dipersiapkan lebih awal.
Komunikasi publik biasa disebut komunikasi pidato, komunikasi kolektif, komunikasi retorika, public speaking, dan komunikasi khalayak (audience communication) komunikasi publik menunjukkan suatu proses komunikasi di mana pesan-pesan disampaikan oleh pembicara dalam situasi tatap muka di depan khalayak yang lebih besar.
Komunikasi publik memiliki ciri komunikasi interpersonal, karena berlangsung secara tatap muka, namun terdapat beberapa perbedaan mendasar, yaitu:
Dalam komunikasi publik penyampaian pesan berlangsung secara kontinyu.
Pesan yang disampaiakn itu tidak berlangsung secara spontanitas, tetapi terencana dan dipersiapkan lebih awal.
4.
Komunikasi Massa (Mass
Communication)
Komunikasi massa dapat diidentifikasikan sebagai proses komunikasi yang berlangsung di mana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada klahayak yang sifatnya massal melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti radio, televisi, surat kabar, dan film.
Komunikasi massa memiliki ciri-ciri :
Komunikasi massa dapat diidentifikasikan sebagai proses komunikasi yang berlangsung di mana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada klahayak yang sifatnya massal melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti radio, televisi, surat kabar, dan film.
Komunikasi massa memiliki ciri-ciri :
a. Pesannya
terbuka dengan khalayak yang variatif, baik dari segi usia, agama, suku,
pekerjaan, maupun dari segi kebutuhan.
b.
Sumber dan penerima
dihubungkan oleh saluran yang telah diproses secara mekanik.
c.
Sumber merupakan suatu lembaga atau institusi
yang terdiri dari banyak orang.
d.
Proses penyampaian
pesannya lebih formal, terencana dan lebih rumit.
e.
Pesan komunikasi massa
berlangsung satu arah dan umpan baliknya tertunda dan sangat terbatas.
f.
Sifat penyebaran pesan
melalui media massa berlangsung begitu cepat, serempak dan luas.
g.
Dari segi ekonomi,
biaya produksi komunikasi massa cukup mahal dan memerlukan dukungan tenaga
kerja relatif banyak untuk mengelolanya.
B.
PRINSIP-PRINSIP
KOMUNIKASI
1.
Komunikasi adalah suatu proses
simbolik
Komunikasi adalah sesuatu yang bersifat dinamis, sirkular dan tidak berakhir pada suatu titik, tetapi terus berkelanjutan.
Komunikasi adalah sesuatu yang bersifat dinamis, sirkular dan tidak berakhir pada suatu titik, tetapi terus berkelanjutan.
2.
Setiap perilaku mempunyai potensi
komunikasi
Setiap orang tidak bebas nilai, pada saat orang tersebut tidak bermaksud mengkomunikasikan sesuatu, tetapi dimaknai oleh orang lain maka orang tersebut sudah terlibat dalam proses berkomunikasi. Gerak tubuh, ekspresi wajah (komunikasi non verbal) seseorang dapat dimaknai oleh orang lain menjadi suatu stimulus.
Setiap orang tidak bebas nilai, pada saat orang tersebut tidak bermaksud mengkomunikasikan sesuatu, tetapi dimaknai oleh orang lain maka orang tersebut sudah terlibat dalam proses berkomunikasi. Gerak tubuh, ekspresi wajah (komunikasi non verbal) seseorang dapat dimaknai oleh orang lain menjadi suatu stimulus.
3.
Komunikasi punya dimensi isi dan
hubungan
Setiap pesan komunikasi mempunyai dimensi isi dimana dari dimensi isi tersebut kita bisa memprediksi dimensi hubungan yang ada diantara pihak-pihak yang melakukan proses komunikasi. Percakapan diantara dua orang sahabat dan antara dosen dan mahasiswa di kelas berbeda memiliki dimesi isi yang berbeda.
Setiap pesan komunikasi mempunyai dimensi isi dimana dari dimensi isi tersebut kita bisa memprediksi dimensi hubungan yang ada diantara pihak-pihak yang melakukan proses komunikasi. Percakapan diantara dua orang sahabat dan antara dosen dan mahasiswa di kelas berbeda memiliki dimesi isi yang berbeda.
4.
Komunikasi itu berlangsung dalam
berbagai tingkat kesengajaan
Setiap tindakan komunikasi yang dilakukan oleh seseorang bisa terjadi mulai dari tingkat kesengajaan yang rendah artinya tindakan komunikasi yang tidak direncanakan (apa saja yang akan dikatakan atau apa saja yang akan dilakukan secara rinci dan detail), sampai pada tindakan komunikasi yang betul-betul disengaja (pihak komunikan mengharapkan respon dan berharap tujuannya tercapai)
Setiap tindakan komunikasi yang dilakukan oleh seseorang bisa terjadi mulai dari tingkat kesengajaan yang rendah artinya tindakan komunikasi yang tidak direncanakan (apa saja yang akan dikatakan atau apa saja yang akan dilakukan secara rinci dan detail), sampai pada tindakan komunikasi yang betul-betul disengaja (pihak komunikan mengharapkan respon dan berharap tujuannya tercapai)
5.
Komunikasi terjadi dalam konteks
ruang dan waktu.
Pesan komunikasi yang dikirimkan
oleh pihak komunikan baik secara verbal maupun non-verbal disesuaikan dengan
tempat, dimana proses komunikasi itu berlangsung, kepada siapa pesan itu
dikirimkan dan kapan komunikasi itu berlangsung.
6.
Komunikasi melibatkan prediksi
peserta komunikasi
Tidak dapat dibayangkan jika orang
melakukan tindakan komunikasi di luar norma yang berlaku di masyarakat. Jika
kita tersenyum maka kita dapat memprediksi bahwa pihak penerima akan membalas
dengan senyuman, jika kita menyapa seseorang maka orang tersebut akan membalas
sapaan kita. Prediksi seperti itu akan membuat seseorang menjadi tenang dalam
melakukan proses komunikasi.
7.
Komunikasi itu bersifat sistemik
Dalam diri setiap orang mengandung sisi internal yang dipengaruhi oleh latar belakang budaya, nilai, adat, pengalaman dan pendidikan. Bagaimana seseorang berkomunikasi dipengaruhi oleh beberapa hal internal tersebut. Sisi internal seperti lingkungan keluarga dan lingkungan dimana dia bersosialisasi mempengaruhi bagaimana dia melakukan tindakan komunikasi.
Dalam diri setiap orang mengandung sisi internal yang dipengaruhi oleh latar belakang budaya, nilai, adat, pengalaman dan pendidikan. Bagaimana seseorang berkomunikasi dipengaruhi oleh beberapa hal internal tersebut. Sisi internal seperti lingkungan keluarga dan lingkungan dimana dia bersosialisasi mempengaruhi bagaimana dia melakukan tindakan komunikasi.
8.
Semakin mirip latar belakang sosial
budaya semakin efektiflah komunikasi
Jika dua orang melakukan komunikasi berasal dari suku yang sama, pendidikan yang sama, maka ada kecenderungan dua pihak tersebut mempunyai bahan yang sama untuk saling dikomunikasikan. Kedua pihak mempunyai makna yang sama terhadap simbol-simbol yang saling dipertukarkan.
Jika dua orang melakukan komunikasi berasal dari suku yang sama, pendidikan yang sama, maka ada kecenderungan dua pihak tersebut mempunyai bahan yang sama untuk saling dikomunikasikan. Kedua pihak mempunyai makna yang sama terhadap simbol-simbol yang saling dipertukarkan.
9.
Komunikasi bersifat nonsekuensial
Proses komunikasi bersifat sirkular dalam arti tidak berlangsung satu arah. Melibatkan respon atau tanggapan sebagai bukti bahwa pesan yang dikirimkan itu diterima dan dimengerti.
Proses komunikasi bersifat sirkular dalam arti tidak berlangsung satu arah. Melibatkan respon atau tanggapan sebagai bukti bahwa pesan yang dikirimkan itu diterima dan dimengerti.
10. Komunikasi
bersifat prosesual, dinamis dan transaksional
Konsekuensi dari prinsip bahwa komunikasi adalah sebuah proses adalah komunikasi itu dinamis dan transaksional. Ada proses saling memberi dan menerima informasi diantara pihak-pihak yang melakukan komunikasi.
Konsekuensi dari prinsip bahwa komunikasi adalah sebuah proses adalah komunikasi itu dinamis dan transaksional. Ada proses saling memberi dan menerima informasi diantara pihak-pihak yang melakukan komunikasi.
11. komunikasi
bersifat irreversible
Setiap orang yang melakukan proses komunikasi tidak dapat mengontrol sedemikian rupa terhadap efek yang ditimbulkan oleh pesan yang dikirimkan. Komunikasi tidak dapat ditarik kembali, jika seseorang sudah berkata menyakiti orang lain, maka efek sakit hati tidak akan hilang begitu saja pada diri orang lain tersebut.
Setiap orang yang melakukan proses komunikasi tidak dapat mengontrol sedemikian rupa terhadap efek yang ditimbulkan oleh pesan yang dikirimkan. Komunikasi tidak dapat ditarik kembali, jika seseorang sudah berkata menyakiti orang lain, maka efek sakit hati tidak akan hilang begitu saja pada diri orang lain tersebut.
12. Komunikasi
bukan panasea untuk menyelesaikan berbagai masalah
Dalam arti bahwa komunikasi bukan satu-satunya obat mujarab yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah.
Dalam arti bahwa komunikasi bukan satu-satunya obat mujarab yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah.
C.
FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI
1.
Komunikasi Harus Tepat Waktu dan
Tepat Sasaran
Ketepatan waktu dalam menyampaikan komunikasi harus betul-betul diperhatikan, sebab apabila penyampaian komunikasi tersebut terlambat maka kemungkinan apa yang disampaikan tersebut tidak ada manfaatnya lagi.
Ketepatan waktu dalam menyampaikan komunikasi harus betul-betul diperhatikan, sebab apabila penyampaian komunikasi tersebut terlambat maka kemungkinan apa yang disampaikan tersebut tidak ada manfaatnya lagi.
2.
Komunikasi Harus Lengkap
Selain komunikasi yang disampaikan harus mudah dimengerti oleh penerima komunikasi, maka komunikasi tersebut harus lengkap sehingga tidak menimbulkan keraguan bagi penerima komunikasi. Hal itu perlu ditekankan, sebab meskipun komunikasi mudah dimengerti tetapi apabila komunikasi tersebut kurang lengkap, maka hal itu menimbulkan keraguan bagi penerima komunikasi, sehingga pelaksanaan tidak sesuai denganapa yang diinginkan.
Selain komunikasi yang disampaikan harus mudah dimengerti oleh penerima komunikasi, maka komunikasi tersebut harus lengkap sehingga tidak menimbulkan keraguan bagi penerima komunikasi. Hal itu perlu ditekankan, sebab meskipun komunikasi mudah dimengerti tetapi apabila komunikasi tersebut kurang lengkap, maka hal itu menimbulkan keraguan bagi penerima komunikasi, sehingga pelaksanaan tidak sesuai denganapa yang diinginkan.
3.
Komunikasi Perlu Memperhatikan
Situasi dan Kondisi
Dalam menyampaikan suatu komunikasi, apalagi bilamana komunikasi yang harus disampaikan tersebut merupakan hal-hal yang penting yang perlu pengertian secara mendalam, maka faktor situasi dan kondisi yang tepat perlu diperhatikan. Apabila solusi dan kondisi dirasakan kurang tepat , bilamana komunikasi yang akan disampaikan tersebut dapat ditunda maka sebaiknya penyampaian komunikasi tersebut ditangguhkan.
Dalam menyampaikan suatu komunikasi, apalagi bilamana komunikasi yang harus disampaikan tersebut merupakan hal-hal yang penting yang perlu pengertian secara mendalam, maka faktor situasi dan kondisi yang tepat perlu diperhatikan. Apabila solusi dan kondisi dirasakan kurang tepat , bilamana komunikasi yang akan disampaikan tersebut dapat ditunda maka sebaiknya penyampaian komunikasi tersebut ditangguhkan.
4.
Komunikasi Perlu Menghindarkan
Kata-kata Yang Tidak Enak
Agar komunikasi yang disampaikan mudah dimengerti dan diindahkan maka perlu dihindarkan kata-kata yang kurang baik. Dengan kata-kata yang kurang enak ini dimaksudkan adalah kata-kata yang dapat menyinggung perasaan penerima informasi, meskipun dalam kamus hal itu tidak salah dn cukup jelas.
Agar komunikasi yang disampaikan mudah dimengerti dan diindahkan maka perlu dihindarkan kata-kata yang kurang baik. Dengan kata-kata yang kurang enak ini dimaksudkan adalah kata-kata yang dapat menyinggung perasaan penerima informasi, meskipun dalam kamus hal itu tidak salah dn cukup jelas.
5.
Adanya Persuasi Dalam Komunikasi
Seringkali manajer harus merubah sikap, tingkah laku dan perbuatan dari orang-orangnya sesuai dengan yang diinginkan, untuk itu dalam pelaksanaan komunikasi harus disertai dengan persuasi.
Seringkali manajer harus merubah sikap, tingkah laku dan perbuatan dari orang-orangnya sesuai dengan yang diinginkan, untuk itu dalam pelaksanaan komunikasi harus disertai dengan persuasi.
D.
PROSES
KOMUNIKASI
Menurut Effendy (1999: 11 – 19), Proses komunikasi
dalam masyarakat dapat dibedakan atas 2 tahap:
1. Proses Komunikasi secara Primer
Yang
dimaksudkan dengan proses komunikasi secara primer yakni proses penyampaian
pikiran dan perasaan dari seseorang kepada orang lain menggunakan lambang atau
simbol sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi
adalah bahasa, kial (gesture), isyarat, gambar, warna, dan sebagainya
yang secara langsung mempa “menerjemahkan” pikiran dan atau perasaan
komunikator kepada komunikan.
Sekarang
mari kita bahas satu per satu. Kial (gesture) adalah isyarat dengan
menggunakan anggota tubuh seperti anggukan atau gelengan kepala, kedipan mata,
tepukan tangan, dll. Semua lambang nonverbal ini memang dapat “menerjemahkan”
pikiran seseorang sehingga terekspresikan secara fisik. Akan tetapi
menggapaikan tangan, atau memainkan jari-jemari, atau mengedipkan mata,
menggerakkan anggota tubuh lainnya hanya dapat mengkomunikasikan hal-hal
tertentu saja (sangat terbatas).
Isyarat
dengan menggunakan alat seperti gong, tambur, sirene, dan lain-lain
mempunyai makna tertentu. Membunyikan gong di tengah malam di
kampung-kampung di Timor atau di Sumba itu pertanda meminta pertolongan (ada
perampokan, pencurian, ataupun kebakaran).
Warna juga
yang mempunyai makna tertentu dalam berkomunikasi di masyarakat. Warna putih
selalu diidentikkan dengan ketulusan dan kemurnian. Warna hitam selalu
dipertunjukkan untuk mengekspresikan kesedihan. Misalnya, sebagai tanda
perkabungan.
Gambar
sebagai lambang yang banyak dipergunakan dalarn komunikasi memang melebihi
kial, isyarat, dan warna dalarn hal kemampuan “menerjemahkan” pikiran
seseorang, tetapi tetap tidak melebihi bahasa. Alasannya, buku-buku yang
ditulis dengan bahasa sebagai lambang untuk “menerjemahkan” pemikiran tidak
mungkin diganti oleh gambar, apalagi oleh lambang-lambang lainnya. Akan tetapi,
demi efektifnya komunikasi, lambang-lambang tersebut sering dipadukan
penggunaannya.
Dengan
demikian jelaslah bahwa pikiran dan atau perasaan seseorang baru akan diketahui
oleh dan akan ada dampaknya kepada orang lain apabila ditransmisikan dengan
menggunakan media primer “tersebut, yakni lambang- lambang. Dengan perkataan
lain, pesan (message) yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan
terdiri atas isi (content) dan lambang: (symbol).
Jadi
jelaslah, media primer atau lambang yang paling banyak digunakan dalam komunikasi
adalah bahasa. Akan tetapi, tidak semua orang pandai mencari kata-kata yang
tepat dan lengkap yang dapat mencerminkan pikiran dan perasaan yang
sesungguhnya. Selain itu, sebuah perkataan belum tentu mengandung makna yang
sama bagi semua orang. Kata-kata mengandung dua jenis pengertian, yakni
pengertian denotatif dan pengertian konotatif. Sebuah perkataan dalarn
pengertian denotatif adalah yang mengandung arti sebagaimana tercantum dalam
kamus (dictionary meaning) dan diterima secara umum oleh kebanyakan
orang dengan bahasa dan kebudayaan yang sama. Perkataan dalarn pengertian
konotatif adalah yang mengandung pengertian emosional atau mengandung penilaian
tertentu (emotional or evaluative meaning).
Misalnya
saja jika anda mengucapkan kata “anjing” dalarn pengertian denotatif memiliki
makna dan interpretasi yang sama bagi setiap orang. Begitu mendengar kata
“anjing” maka yang terlintas dalam pikiran kita adalah bahwa ia binatang yang
berkaki empat, berbulu, hewan piaraan bagi sebagian orang, dan memiliki daya
cium yang tajam. Namun, kata “anjing” dalarn pengertian konotatif, bisa
bermakna lain bagi sebagian orang. Bagi seorang kiai yang fanatik kata “anjing”
bisa dimaknai sebagai hewan yang najis; bagi seorang polisi merupakan pelacak
pembunuh, dst.
Nah,
bagaimana proses komunikasi itu bisa berlangsung? Sebagaimana Anda pelajari
pada mata kuliah Pengantar Ilmu Komunikasi, bahwa dalam proses komunikasi
antarpribadi (interpersonal communication) yang melibatkan dua orang dalam
situasi interaksi, sang komunikator menyandi suatu pesan, lalu menyampaikannya
kepada komunikan, dan komunikan mengawasandi atau menyandi balik pesan
tersebut. Sampai di situ komunikator menjadi encoder dan komunikan
menjadi decoder. Akan tetapi, karena komunikasi antarpersona itu
bersifat dialogis, maka ketika komunikan memberikan jawaban, ia kini menjadi encoder
dan komunikator menjadi decoder.
Supaya lebih
jelas, perhatikan contoh berikut. Pada suatu hari, Daniel dan Ratna bertemu dan
berbicang-bincang. Yang menjadi komunikator adalah Daniel sedangkan komunikan,
Ratna. Selama komunikasi berlangsung antara Daniel dan Ratna, akan terjadi
penggantian fungsi secara bergiliran sebagai encoder dan decoder.
Jika Daniel sedang berbicara, ia menjadi encoder; dan Ratna yang sedang
mendengarkan menjadi decoder. Pada saat Ratna memberikan tanggapan dan
berbicara kepada Daniel, maka Ratna kemudian menjadi encoder dan Daniel menjadi
decoder. Tanggapan Ratna yang disampaikan kepada Daniel itu dinamakan umpan
balik atau arus balik (feedback).
Umpan balik
memainkan peranan yang amat penting dalam komunikasi sebab ia menentukan
berlanjutnya komunikasi atau berhentinya komunikasi yang dilancarkan oleh
komunikator. Oleh karena itu, umpan balik bisa bersifat positif, dapat pula
bersifat negatif. Umpan batik positif adalah tanggapan atau response atau
reaksi komunikan yang menyenangkan komunikator sehingga komunikasi berjalan
lancar. Sebaliknya, umpan balik negatif adalah tanggapan komunikan yang tidak
menyenangkan komunikatornya sehingga komunikator enggan untuk melanjutkan
komunikasinya.
2. Proses Komunikasi secara Sekunder
Setelah anda
pahami tentang proses komunikasi secara primer, sekarang kita akan meembahas
proses komunikasi secara sekunder. Yang dimaksudkan dengan proses komunikasi
secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang
lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai
lambang sebagai media pertama.
Mengapa
menggunakan alat bantu atau media kedua? Alasannya bisa beragam. Seorang
komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena
komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang relatif jauh. Alasan
lainnya, jumlah komunikannya banyak. Beberapa media kedua atau alat bantu yang
biasanya digunakan antara lain: surat, telepon, telegram, surat kabar, majalah,
radio, televisi, film, dan banyak lagi adalah media kedua yang sering digunakan
dalam berkomunikasi.
Pada umumnya
kalau kita berbicara di kalangan masyarakat, yang dinamakan media komunikasi
itu adalah media kedua sebagaimana diterangkan di atas. Jarang sekali orang
menganggap bahasa sebagai media komunikasi. Hal ini di sebabkan oleh bahasa
sebagai lambang (symbol) beserta isi (content) – yakni pikiran
dan atau perasaan – yang dibawanya menjadi totalitas pesan (message),
yang tampak tak dapat dipisahkan.Tidak seperti media dalam bentuk surat,
telepon, radio, dan lain-lainnya yang jelas tidak selalu dipergunakan. Tampaknya
seolah-olah orang tak mungkin berkomunikasi tanpa bahasa, tetapi orang mungkin
dapat berkomunikasi tanpa surat, atau telepon, atau televisi, dan sebagainya.
Seperti
diterangkan di muka, pada umumnya memang bahasa yang paling banyak digunakan
dalam komunikasi karena bahasa sebagai lambang mampu mentransmisikan pikiran,
ide, pendapat, dan sebagainya, baik mengenai hal vang abstrak maupun yang
kongkret; tidak saja tentang hal atau peristiwa yang terjadi pada saat
sekarang, tetapi juga pada waktu yang lalu atau masa mendatang. Karena itulah
pula maka kebanyakan media merupakan alat atau sarana yang diclptakan untuk
meneruskan pesan komunikasi dengan bahasa. Seperti telah disinggung di atas,
surat, atau telepon, atau radio misalnya, adalah media untuk menyambung atau
menyebarkan pesan yang menggunakan bahasa.
Dengan
demikian, proses komunikasi secara sekunder itu menggunakan media yang dapat
diklasifikasikan sebagai media massa (mass media) dan media nir-massa
atau media non-massa (non-mass media). Seperti telah disinggung tadi,
media massa, misalnya surat kabar, radio siaran, televisi siaran, dan film yang
diputar di gedung bioskop memiliki ciri-ciri tertentu, antara lain ciri massif
(massive) atau massal (massal), yakni tertuju kepada sejumlah
orang yang relatif amat banyak. Sedangkan media nirmassa atau media nonmassa,
umpamanya surat, telepon, telegram, poster, spanduk, papan pengumuman, buletin,
folder, majalah organisasi, radio amatir atau radio CB (citizen band),
televisi siaran sekitar (closed circuit television), dan film
dokumenter, tertuju kepada satu orang atau sejumlah orang yang relatif sedikit.
E. FUNGSI KOMUNIKASI
Secara Umum
Fungsi Komunikasi adalah sebagai berikut :
·
Menyampaikan pikiran atau perasaan
·
Tidak terasing atau terisolasi dari
lingkungan
·
Mengajarkan atau memberitahukan
sesuatu
·
Mengetahui atau mempelajari dari peristiwa
di lingkungan
·
Mengenal diri sendiri
·
Memperoleh hiburan atau menghibur
orang lain.
·
Mengurangi atau menghilangkan
perasaan tegang
·
Mengisi waktu luang
·
Menambah pengetahuan dan merubah
sikap serta perilaku kebiasaan
·
Membujuk atau memaksa orang lain agar
berpendapat bersikap atau berperilaku sebagaimana diharapkan.
Selain Itu Fungsi Komunikasi juga dibagi menjadi 4
Kerangka yakni :
1.
Komunikasi
sosial
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya
mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk membangun konsep diri kita,
aktualisasi-diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan,
terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang
menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain.
2.
Komunikasi
ekspresif
Komunikasi
ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain, namun dapat
dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrument untuk menyampaikan
perasaan-perasaan (emosi) kita.
3.
Komunikasi
ritual
Komunikasi
rutual bertujuan untuk komitmen mereka kepada tradisi keluarga, komunitas,
suku, bangsa, negara, ideology, atau agama mereka.
4.
Komunikasi
instrumental
Komunikasi
instrumental mempunyai beberapa tujuan umum: menginformasikan, mengajak,
mengubah sikap dan keyakinan, dan mengubah perilaku atau menggerakan tindakan,
dan juga menghibur.
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Bagi kehidupan komunikasi merupakan
bagian yang sangat pentingg bagi manusia kerena lewat komunikasilah manusia
berhubunga satu sama lain. Sebagai makhluk sosial tunru manusia tidak lepas
dari komunikasi. Karena itu dalam makalah ini menjelaskan komunikasi lebih
mendalam lagi sehingga para pembaca dapat lebih mengerti lagi akan komunikasi
untuk menjalin keakrabadan dengan sesama dan dapat berkomunikasi dengan lebih
baik lagi.
B.
SARAN
Dalam berkomunikasi sebaiknya kita
tidak mengeluarka kata-kata yang dapat menyindir orang lain karena dapat
menyebabkan pertengkaran antar sesama. Usahakanlah berkomunikasi dengan
seseorang dengan perkataan yang secukupnya tidak lebih dan juga tidak kurang
sehingga tidak menimbulkan hal yang negatif. Sebab ada pepatah mengatakan
“mulut mu harimau mu”. Jadi jagalah alat komunikasi kita.
Siregar,
Rosdiana. Keterampilan Berbicara. Medan: Halaman Moeka
Abidin,
Yusuf. 2012. Pengantar Retorika. Bandung: Pustaka Setia
Tarigan,
Henry Guntur. 1983. Komunikasi yang Baik.
Bandung: Angkasa